Jumat, 16 Januari 2015

Kemiskinan di Afrika



Kemiskinan nampaknya masih belum terelakan dari negara-negara yang masih memiliki ketidakstabilan dalam perekonomian. Hal ini merupakan ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum. Kemiskinan itu tersendiri terbagi menjadi dua kategori; “sangat miskin” dan “miskin”. Orang-orang yang berada pada kategori “miskin” dan “sangat miskin” hanya mendapatkan pendapatan kurang dari US$1 per hari dan kurang dari US$2 per hari. Berdasarkan standar tersebut, 21persen dariwarga dunia berada pada kategori “sangat miskin” dan masih lebih dari setengah penduduk dunia berada  pada kategori “miskin”. 


Perkembangan ekonomi dunia dalam era liberalisasi ekonomi yang begitu pesat dalam dekade terahir ini telah meningkatkan salingketergantungan dan persaingan antar negara serta menambah jumlah kemiskinan massal. Kemiskinan telah merajalela di berbagai pelosok dunia, terutama di benua Afrika. Kemiskinan di Afrika bukanlah suatu hal yang baru, walaupun Afrika terkenal dengan kekayaan dalam pertambangan emas, platinum dan berlian. Namun, 16 juta dari penduduknya masih hidup di bawah garis kemiskinan dan2,3 juta penduduk lainnya berisiko mengalami kekurangan gizi

Afrika merupakan suatu benua yang luas, namun juga tandus dan kering, itulah salah satu penyebab susahnya bercocok tanam bagi para warganya disana. Pertanian dan penghasilan para penduduk Afrika bergantung pada curah hujan. Kemiskinan di Afrika juga tidak berakhir akibat efek dari penjajahan yangdilakukan para penjajah beratus-ratus tahun yang lalu. Hampir seluruh penduduk Afrika dijadikan budak dan hanya sedikit dari mereka yang mendapatkan  pendidikan yang layak. Kemiskinan yang akan dibahas disini terfokus pada wilayah Afrika Bagian Timur khususnya Negara Kenya.  

Kenya, negara seluas 582.6461Km2 di bagian timur benua Afrika merupakan negara berkembang yang sedang berusaha untuk mengejar ketertinggalan perekonomian negaranya dalam berbagai sektor. Salah satu tantangan terbesar di Kenya selain dalam penyelesaian gejolak politik dalam negri, adalah mayoritas dari 40.8 juta penduduk Kenya masih berada di bawah garis kemiskinan yang tinggal di desa-desa (rural area) dengan bekerja sebagai petani dan peternak. Saking rendahnya daya beli masyarakat, seorang pedagang jagung bakar harus memotong satu buah jagung dagangannya menjadi dua atau tiga bagian agar dapat dibeli masyarakat dengan harga sepuluh shilling atau seribu rupiah per potong bagian jagung. Menurut staf KBRI di Nairobi, Taufik Fadillah, gaji seorang satpam di Nairobi hanya tujuh ratus shilling atau setara dengan tujuh ratus ribu rupiah. Bandingkan dengan gaji satpam di Jakarta. Untuk memenuhi kebutuhan pangan, sebagian besar penghuni rumah kumuh menyiasatinya dengan makan ugali yang terbuat dari tepung jagung dan memakannya bersama sukumawiki atau sawi dicampur bawang merah dan putih yang banyak tumbuh di sekitar pemukiman

Selama 30 tahun terakhir, kemiskinan telah meningkat di Kenya. Kemiskinan tampaknya menjadi paradoks di negara yang memiliki ekonomi terbaik berkembang di Afrika timur, dengan relatif maju sektor pertanian dan industri dan pendapatan pertukaran substansial asing dari ekspor pertanian dan  pariwisata. Namun Kenya adalahsebuah negara berpenghasilan rendah, dengan pendapatan per kapita rata-rata sekitar US $360. Ini peringkat 148 di antara 177 negara dalam indeks pembangunan manusia United Nations Development Program, yang mengukur perkembangan suatu negara dalam hal harapan hidup, pencapaian pendidikan dan standar hidup. Lebih dari setengah dari sebesar 31,3 juta di negara orang miskin, dan 7,5 juta dari hidup miskin dalam kemiskinan ekstrim. Sekitar 80 persen dari populasi, termasuk tiga dari empat orang miskin, hidup di zona pedesaan. Data yang terbaru UNDP tahun 2012 menunjukkan Kenya berada di peringkat 145 dari seluruh dunia, ituartinya terdapat peningkatan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 3 mengenaiHDI Kenya tahun 1980-2012

Jumlah Penduduk yang Tumbuh dan Tingkat Kemiskinan Naik Penduduk Kenya telah tiga kali lipat selama 30 tahun terakhir, menyebabkan meningkatnya tekanan pada sumber daya alam, kesenjangan  pendapatan melebar dan tingkat kemiskinanmeningkat yang mengikis keuntungan di bidang pendidikan, kesehatan, keamanan pangan, pekerjaan dan  pendapatan. 


Sumber  :
1. http://www.rmol.co/read/2011/11/14/45645/Inilah-Potret-Kemiskinan-di-Kenya-
2.  http://www.academia.edu/5557223/Poverty_in_Kenya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar