DUBAI
Bermula dari sebuah perkampungan nelayan, Dubai diambil alih
pada tahun 1830 oleh suku Bani Yan dari tempat yang subur di liwa dipimpim oleh
keluarga Maktoum yang masih memerintah Emirat sampai saat ini.
Mata pencarian dilakukan dengan
mengembala kambing dan domba, bertani, memancing dan membudidayakan mutiara.
Kebebasan bersikap dalam peraturan
di Emirat yang dibuat di dubai menarik perhatian para pedagang dari Persia dan
India. Dengan datangnya para pedagang dibentukannya pertumbuhan kota yang
kemudian dibangunlah pelabuhan di daerah tersebut. Kemerdekaan Emirat sepanjang
sejarah di tahun 1971 bersamaan dengan datangnya Abu Dhabi, Sharjah, Ajman, Umm
Al Quwain, Fujairah dan ( di tahun 1972) Ras Al Khaimah untuk mendirikan
federasi UAE. Penemuan minyak di tahun 1966 dibentuknya perkembangan negara
Emirat dengan meningkatkan perekonomian dan prasarana sosial yang berpondasi
untuk masyarakat modern sekarang.
Banyaknya piutang untuk perkembangan
ini dapat membekas pada pandangan peraturan baru-baru ini, HH Sheikh Rasyid bin
Saeed Al Maktoum, yang menjamin akan pendapatan yang didapat adalah akibat
penyebaran pendapatan yang maksimal. HH Sheikh Maktoum bin Rashid Al Maktoum
memerintah secara turun-temurun.
Dengan
kekayaan yang melimpah, Dubai menjelma menjadi salah satu kota dengan
pertumbuhan tercepat di dunia. Bayangkan, tahun 1991, Dubai masih berupa gurun
dan nyaris kosong. Dubai tumbuh dengan pesat dalam jangka 10 tahun dan
pertumbuhan itu merupakan yang tercepat sepanjang sejarah.
Pada tahun 1959, Syeikh Rashid bin
Said al Maktoum meminjam berjuta-juta dolar dari negara tetangganya, Kuwait,
untuk mengeruk muara sungai Dubai hingga cukup lebar dan dalam untuk dilayari
kapal. Ia segera membangun beberapa dermaga, gudang dan merencanakan jalan,
sekolah serta perumahan. Hasilnya, beberapa tahun kemudian Dubai menarik lebih
banyak kapal laut dibanding Singapura, lebih banyak modal asing dibandingkan
dengan negara-negara Eropa.
Dubai
didesain dengan sangatmewah, bergaya Manhattan, mempunyai pelabuhan kelas
dunia, dan pusat-pusat perbelanjaan yang kolosal dan yang paling penting yang
paling menarik minat orang luar adalah, bebas cukai. Putra Syeikh Rashid,
Sheikh Mohammed bin Rashid al Maktoum kini memimpin Dubai.
Penduduk Dubai memiliki penduduk
yang 99% beragama Islam, sementara sisa 1%-nya merupakan turis non-Muslim yang
berkunjung ke Dubai. Kota ini merupakan satu-satunya kota yang menerima warga
Israel untuk menjalankan bisnisnya di sana. Dubai menerima turis mancanegara
tanpa mengenal ras, agama, ataupun bahasa.
Rata-rata setiap tahun tak kurang dari 6 juta turis asing berkunjung ke salah satu di antara 7 negara bagian Uni Emirat Arab itu. Padahal luas Dubai hanya berkisar 4.114 km2 dengan populasi penduduk tak lebih dari 1,5 juta jiwa. Itu pun mayoritas penduduk terdiri dari urban asal 100 negara di penjuru dunia. Arus turis itu bukan sesuatu yang mengherankan mengingat banyak perhelatan olahraga kelas dunia, seperti balap mobil F1 dan balap motor MotoGP, digelar di sini. (sa/iht)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar