Proses Produksi Tepung Terigu
Penyediaan Bahan Baku
Gandum yang dibeli oleh PT. ISM Bogasari Flour Mills diperoleh dari asosiasi
pedagang biji gandum internasional sehinggga pembeliannya
dilakukan dengan mata uang dollar amerika. Pembelian biji gandum dilakukan
untuk ketersediaan stok selama kurang lebih 3 bulan. setiap pendatangan gandum
bisa mencapai kurang lebih 6000-8000 ton. Sistem pendatangan gandum dilakukan
dengan menggunakan transportasi laut yaitu dengan menggunakan kapal dari negara pengekspor.
Gandum yang berasal dari Negara-negara maju biasanya
sudah dilengkapi dengan Certificate of
Analyze (CAO) dan laporan pemeriksaan yang akan diterima oleh VP QPP/D
kemudian dikirim kepada SVP Manufacturing
untuk dilakukan verivikasi, dan juga untuk diarsipkan. Setelah itu SVP Manufacturing atau VP QPP&D akan
melakukan peninjauan mutu gandum yang diterima secara teratur. Dengan demikian,
gandum yang telah dibeli tidak akan menumpuk terlalu lama di silo gandum kerena
jenis gandum dan jumlahnya sesuai perkiraan untuk menghasilkan tepung terigu
sesuai jumlah permintaan pasar.
Gandum yang datang di dermaga Bogasari akan diambil
sampelnya dan dianalisis terlebih dahulu sebanyak tiga kali oleh pihak QC untuk
mengetahui kualitas gandum meliputi kadar protein, moisture, dan banyaknya kutu. Pengambilan sampel dilakukan saat
gandum masih berada di kapal dengan menggunakan pipa besi. Pengambilan
dilakukan sebanyak tiga kali ulangan untuk mendapatkan keakuratan data. Gandum
yang berasal dari Australia Canada, Amerika sudah memiliki COA (certificate of
analyze) yang mencantumkan kadar protein dan moisture. Namun untuk memastikan kualitasnya perlu dianalisis lagi
oleh pihak Quality Control sebab perjalanan yang jauh dan lama mempengaruhi moisture bahkan kadar protein gandum.
Jika terdapat gandum yang tidak memenuhi standard,
maka akan dilakukan pemotongan harga pada pendatangan gandum di periode
berikutnya. Hal ini dilakukan karena proses pembayaran dilakukan di awal pengiriman.
Penanganan Bahan Baku
Semua bahan baku diimpor langsung dari negara
pengekspor lalu dikirim ke Indonesia melalui jalur laut dengan menggunakan
kapal dalam bentuk curah. Setelah sampai di Indonesia dilakukan proses
pembongkaran. Pembongkaran dilakukan di dermaga (jetty) PT. ISM Bogasari Flour Mills. Dermaga (jetty) PT. ISM
Bogasari Flour Mills ada dua, yaitu
jetty A dan jetty B. Jetty A mampu menampung kapal dengan kapasitas 40.000 ton,
lebih kecil kapasitasnya jika dibandingkan dengan jetty B yang mampu menampung
kapal dengan kapasitas 80.000 ton.
Di dalam kapal, gandum ditempatkan pada palka. Dalam
satu kapal biasanya terdapat tujuh palka yang masing-masing memiliki
kapasitas 10.000 ton.
Proses pembongkaran gandum
dipilih pada
saat cuaca cerah, dan tidak hujan agar tidak berpengaruh terhadap biji gandum. Gandum yang disimpan dalam palka
dibongkar dengan pipa menggunakan sistem vacum
(pipa penyedot). Di dermaga terdapat dua tower. Masing-masing tower
memiliki dua buah pipa dengan kapasitas penyedotan masing-masing 500 ton/jam.
Jadi, dari satu dermaga memiliki total kapasitas pembongkaran gandum sebesar 2.000 ton/jam.
Gandum selanjutnya ditransfer dengan menggunakan alat
transportasi belt conveyor ke dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat
penampungan sementara sebelum proses penimbangan. Proses penimbangan ini
disebut weigher distribution house yang
memiliki dua line penimbangan yang
dapat menimbang gandum sebanyak 3.200 kg per detik. Penimbangan gandum
bertujuan sebagai sistem kontrol selama
proses transportasi menuju tempat penyimpanan gandum, agar tidak melebihi
kapasitas alat transportasi dan wheat
silo.Sebelum gandum disimpan ke dalam silo, dilakukan proses pre cleaning
yang berfungsi membersihkan biji gandum dari benda-benda asing seperti sampah,
ranting, batu, logam,dan biji- bijian lain yang berukuran besar.
Gandum yang akan digiling disimpan di dalam wheat silo, yaitu tempat penyimpanan
biji gandum sebelum proses produksi. Wheat
silo mempunyai bentuk tabung vertikal. Dengan bentuk yang demikian, wheat silo memiliki banyak kelebihan,
antara lain mampu menampung biji gandum dalam jumlah yang banyak tanpa memakan
area yang luas, selain itu mempermudah dalam sistem transfer dan dalam proses
pembersihannya.
PT. ISM Bogasari Flour
Mills mempunyai wheat silo di dua
tempat, yaitu silo A dan silo B. Silo A letaknya di sebelah barat pabrik
berjumlah 60 buah. Silo A dibangun pada tahun 1984 dengan
tinggi 55 meter dan berdiameter 10 meter. Sedangkan silo B berjumlah 80
buah. Kapasitas terpasang masing-masing wheat
silo A adalah 3.000 ton, tetapi kapasitas yang terpakai hanya 2.800 ton.
Kondisi beberapa silo sudah retak pada bagian dindingnya dan pernah runtuh
sehingga menjadi pertimbangan pemakaian kapasitas tidak sampai penuh 3.000 ton.
Silo A terbuat dari beton dan pada bagian atas terdapat ventilasi untuk
pertukaran udara. Sistem pengeluaran gandum dari silo A dialirkan ke bawah
masing-masing melalui satu titik. Satu titik mampu mengeluarkan gandum 42,5
ton/jam dan kecepatan pengeluaran maksimal 150
ton/jam.
Silo B dibangun pada tahun 1996 terletak di sebelah
selatan pabrik. Kapasitas terpasang masing-masing wheat silo B adalah 2.800 ton, tetapi kapasitas terpakai hanya
2.700 ton. Silo B mendapat pasokan gandum dari jetty B atau dermaga II. Silo B
terbuat dari bahan steanless steel karena
biaya pembangunannya yang lebih murah dibandingkan dengan bahan dari beton.
Silo B memiliki kekurangan, karena terbuat dari bahan steanless steel, dapat menghantarkan panas sehingga kondisi silo
mudah dipengaruhi oleh kondisi luar. Suhu panas yang dihasilkan dapat terbentuk
uap air yang dapat membasahi biji gandum dan meningkatan kadar air (moisture) pada bagian kulit luar gandum.
Penyimpanan gandum dalam wheat silo harus disesuaikan dengan jenis gandum. Setiap satu silo
hanya dapat menyimpan gandum yang sama, dan tidak boleh tercampur dengan jenis
gandum yang lain karena dapat berpengaruh terhadap tepung terigu yang dihasilkan.
Masa penyimpanan gandum di dalam wheat silo
tidak boleh terlalu lama, maksimal hanya tiga bulan karena dapat menurukan
kualitas gandum dan tepung terigu yang dihasilkan. Sebelum digunakan untuk
menyimpan gandum, wheat silo harus
dalam keadaan kering
dan bersih, jika
kondisi dalam wheat silo
terlalu lembab akan memicu pertumbuhan jamur dan mikroba lainnya yang
dapat merugikan dan menurunkan kualitas biji gandum. Kondisi wheat silo yang lembab dapat menyebabkan
kelembaban pada gandum, dan dapat menimbulkan tekanan yang tinggi sehingga
dapat memicu ledakan.
Salah satu pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan
fumigasi,yaitu salah satu cara untuk mengendalikan kutu dan mikroorganisme
merugikan yang terdapat di wheat silo.
Fumigasi dilakukan dengan menggunakan tablet phostoksin dengan aturan setiap
100 ton gandum diberi 300 tablet. Agar pemberian tablet merata maka pada setiap
ketinggian 2 meter diberi tablet. Fumigasi pada lorong silo dilakukan dua kali
seminggu dengan tujuan untuk menjaga sanitasi di sekitar gudang penyimpanan
bahan baku agar bahan baku tidak tercemar bahan lain dan tidak cepat membusuk
karena jamur.
Proses Pengolahan
Proses produksi tepung terigu merupakan proses
penggilingan gandum untuk mendapatkan tepung dengan kualitas dan kuantitas
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Proses penggilingan (milling) bertujuan untuk memisahkan
endosperm dari kulit dan germ pada biji
gandum, dan memperkecil ukuran endosperm sekecil mungkin.
Sistem produksi tepung terigu PT. ISM Bogasari Flour Mills merupakan produksi dengan
skala besar. Peralatan produksi yang digunakan hampir semua dilengkapi dengan
sensor komputer, sehingga semua pekerjaan dapat dikendalikan dengan komputer.
Pekerja di bagian
produksi bertugas untuk
mengawasi dan
mengontrol
semua proses produksi yang telah dikendalikan oleh sistem komputer.
Aliran proses pengolahan gandum dari bahan baku sampai
menjadi tepung secara garis besar adalah adalah mulai dari bahan baku, proses
pembersihan (cleaning),proses
penambahan air (dampening dan
conditioning), proses penggilingan (milling),
dan pengemasan tepung terigu yang sudah jadi (packing), serta penyimpanan di gudang penyimpanan produk (storage).
·
Pengangkutan Gandum dari Wheat silo
Setelah biji gandum dari kapal masuk ke dalam wheat silo, proses produksi tepung
terigu di mill MNO diawali dengan
pengangkutan biji gandum dari wheat silo
menuju ke over atau tempat penampungan sementara melalui alat transportasi chain conveyor kemudian diangkat ke atas
dengan menggunakan bucket elevator.
·
Pengaturan Arah dan Proses Pre-cleaning
Dari over gandum dibagi arahnya dengan menggunakan spliter, lalu gandum dibersihkan. Tahap
pembersihan ini merupakan tahap pembersihan awal proses transportasi biji
gandum dari wheat silo menuju raw wheat bin (RWB). Tahap pembersihan
ini dilakukan untuk memisahkan biji gandum dari impurities atau benda asing
yang memiliki ukuran lebih besar dari biji gandum dan tidak diinginkan dalam
proses produksi. Benda-benda asing itu antara lain biji-bijian selain biji
gandum, seperti jagung, kedelai, bunga matahari, dan lain-lain, dan bagian dari
tumbuhan gandum itu sendiri, seperti potongan batang gandum, daun kulit luar
gandum, dan juga material lain yang berupa logam.
Proses pembersihannya pada proses pre-cleaning menggunakan mesin separator dan magnet separator.
Separator adalah satuan unit mesin pembersih gandum untuk memisahkan impurities yang ukurannya lebih besar
dari pada gandum (saringan bagian atas) dan impurities
yang ukurannya lebih kecil dari pada gandum (saringan bagian bawah). Pada
mesin separator terdapat dua ayakan yaitu pada bagian atas dan bagian bawah,
untuk bagian atas lubang ayakan berbentuk lonjong (elips) dan untuk bagian bawah lubang ayakan berbentuk segitiga.
Prosesnya yaitu, gandum diatur arahnya oleh spliter
lalu masuk ke separator. Pada ayakan pertama (atas) gandum akan dipisahkan dari
impurities yang ukurannya lebih besar
dari gandum seperti kedelai, biji bunga matahari, jagung, batang-batang. Pada
ayakan pertama impurities yang
ukurannya lebih besar dari gandum akan menuju outlet pembuangan, kemudian gandum dan impurities yang lebih kecil akan menuju ayakan kedua (bawah). Pada
ayakan yang kedua gandum dipisahkan dari impurities
yang ukuran lebih kecil. Impurities tersebut
akan menuju tempat pembuangan, dan gandum akan masuk ke proses pembersihan
berikutnya. Setelah melalui proses pemisahan, kemudian gandum masuk ke dalam
RWB (raw wheat bin). RWB merupakan
tempat penyimpanan biji gandum berdasarkan jenisnya. RWB memiliki kapasitas 238
ton per unit.
· Pencampuran Gandum
Proses berikutnya adalah proses pencampuran gandum
berdasarkan jenisnya (soft wheat, hard wheat, dan jenis-jenis gandum dari berbagai negara). Proses
pemisahan ini menggunakan alat yang dinamakan Flow Regulator (FCA). FCA secara
otomatis akan mengatur dan membagi gandum sesuai dengan pengaturan yang dilakukan oleh operator.
· Firts Cleaning
Setelah gandum keluar dari FCA, kemudian gandum masuk
ke tahap first cleaning. Tahap ini
adalah tahap pembersihan biji gandum mulai dari RWB sampai ke proses first dampening. Pada proses pembersihan
ini gandum dipisahkan dari impurities yang
tidak lolos pada tahap pre-cleaning.
Pada tahap first cleaning, juga
menggunakan separator sebagai pemisah antara gandum dengan impurities, namun mesin yang digunakan lebih memiliki ayakan yang
lebih banyak.
Setelah keluar dari separator, gandum masuk ke
penimbangan. Penimbangan berfungsi untuk mengetahui tonase gandum yang akan
masuk ke proses berikutnya, dan mengetahui jumlah gandum yang kemungkinan
tertinggal. Timbangan juga berfungsi untuk mengetahui kesalahan selama proses cleaning yang kemungkinan terjadi,
sehingga dapat segera diatasi. Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi adalah
kesalahan pengaturan pada FCA, kebocoran pada alat transportasi, kebocoran pada
penampungan sementara, dan lain-lain.
Setelah melalui proses penimbangan, kemudian gandum
dibersihkan kembali dari impurities dengan
separator. Dari separator, kemudian
gandum masuk ke tarara clasifier (TRC).
TRC adalah satuan unit mesin yang berfungsi untuk memisahkan produk secara gravimetric menjadi produk ringan dan
produk berat berkualitas baik serta produk yang ringan (offal). Prisip kerja TRC yaitu memisahkan antara produk yang berat
dengan yang ringan dengan sistem aspirasi, kemudian produk yang berat dan produk yang ringan akan di ayak berdasarkan
berat jenisnya. Cara kerja dari TRC yaitu produk yang masuk akan diayak berdasarkan
berat jenisnya, dalam TRC ada ayakan dengan ukuran yang berbeda yang
akan mengklasifikasikan produk yang berat dengan yang ringan dengan sitem
aspirasi. Ayakan bagian atas untuk produk yang ringan sedangkan ayakan yang
bawah untuk produk yang berat. Gandum yang ringan akan masuk ke carter day.
Carter Day adalah
satuan unit mesin yang berfungsi untuk memisahkan gandum dengan impurities
berdasarkan ukuran dan bentuk (tangkai-tangkai, dan sampah yang berbentuk
panjang). Carter day terdiri dari dua alat, yaitu disc separator dan triuer/cylinder
sepator. Triuer memisahkan gandum
dengan cara menempatkan slinder yang berputar. Bagian-bagian triuer adalah
silinder dan tray dengan conveyor screw di
dalamnya. Triuer terdiri dari 2 macam
yaitu long corn dan round corn. Long corn akan memisahkan gandum dari kotoran yang berukuran besar
seperti barlay, biji bunga matahari, dan materialasing yang berukuran lebih
besar dari gandum. Sedangkan round corn akan
memisahkan gandum dari material yang berukuran
lebih kecil dari gandum seperti gandum pecah. Sedangkan gandum yang berat akan
masuk ke dry stoner.
Dry stoner adalah
satuan mesin yang berfungsi untuk memisahkan gandum dari batu yang mempunyai
ukuran lebih kecil atau sama dengan ukuran gandum. Prinsip kerja dry stoner adalah memisahkan material
berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara mengambangkan gandum dengan
bantuan aliran udara (aspirasi), sudut kemiringan, dan vibrasi. Partikel yang
berat akan terdorong ke depan sedangkan partikel yang ringan akan jatuh ke
belakang. Setelah dipisahkan dengan batu, kemudian gandum naik dan masuk ke
proses first dampening.
· First Dampening
Proses dampening merupakan proses penambahan air pada
gandum. Proses dampening bertujuan untuk meningkatkan kadar air pada gandum
sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Proses penambahan air di mill MNO dilakukan sebanyak dua kali,
penambahan yang pertama sebanyak 70% dari plannning
dan pengaturan oleh pihak quality
control, sedangkan penambahan yang kedua sebanyak 30% dari plannning dan pengaturan oleh pihak quality control. Keuntungan dilakukan
penambahan air sebanyak dua kali adalah,
jika pada penambahan air pertama terjadi kekurangan, maka dapat terpenuhi pada
proses penambahan air yang kedua. Pada proses ini gandum ditambahkan air dengan
menggunakan alat yang dinamakan dampener.
Penambahan air ini juga berfungsi mempermudah dalam proses pengelupasan kulit
gandum pada proses penggilingan.
· First Tampering
Setelah proses dampening selesai kemudian gandum
disimpan dalam silo untuk proses first tampering.
Proses tempering merupakan proses
pengkondisian, dapat juga disebut sebagai proses conditioning, yaitu proses penyimpanan biji gandum setelah diberi
tambahan air pada proses dampening agar air yang dicampurkan dapat merata
sepenuhnya selama 8-30 jam sesuai dengan jenis gandum yang disimpan. Tujuan
dari proses tampering antara lain:
a.
Membuat bran menjadi lebih liat dan elastis sehingga
pada break
process pada milling bran tidak
mudah pecah menjadi kecil-kecil (powder) sehingga
tidak mengotori tepung terigu yang akan dihasilkan. Bran juga meningkatkan
kadar abu sehingga tepung terigu harus bersih dari bran.
b.
Mempermudah proses pemisahan bran pada proses breaking
sehingga didapatkan hasil ekstraksi yang tinggi.
c.
Menjadikan endosperm menjadi lunak, sehingga pada
proses reduction endoperm mudah pecah
dan menghasilkan ekstraksi tepung yang tinggi.
d.
Menghasilkan tepung dengan mosture
content yang ideal.
· Second Dampening
Untuk mencapai kadar air yang maksimal yaitu 100%, maka
dilakukan proses second dampening.
Pada dasarnya tahap second dampening tidak
jauh berbeda dengan first dampening. yang
membedakan hanya jika pada tahap first
dampening jumlah air yang campurkan pada gandum sebanyak 70% dari plannning dan pengaturan oleh pihak quality control, sedangkan pada second dampening hanya 30% dari plannning dan pengaturan oleh pihak quality control untuk memenuhi
kekurangan pada proses first dampening
jika pada proses first dampening
belum optimal.
· Second Tampering
Proses selanjutnya adalah second tampering. Proses Second tampering memiliki fungsi yang
sama dengan proses first tampering,
namun proses second tampering hanya
berlangsung setengah dari waktu yang diberikan pada saat first tampering. Waktu yang dibutuhkan pada proses second tampering lebih sedikit dari
pada first
tampering karena jumlah air yang diberikan lebih sedikit.
· Second Cleaning
Tahap second cleaning merupakan
tahap pembersihan gandum kedua setelah proses first cleaning dan first
dampening. Pada proses
second cleaning menggunakan
scourer dan tarara sebagai pembersih gandum. Scourer berfungsi untuk memisahkan
gandum dengan debu-debu yang melekat, kemudian melewati tarara
untuk dipisahkan dari impurities berdasarkan
berat jenis dengan sistem aspirasi dan melalui magnet separator untuk
dipisahkan dengan cemaran yang berupa logam. Setelah itu, gandum masuk ke timbangan
(WG) dan dibagi melalui spliter. Setelah
biji gandum bersih, dengan kadar air dan kadar protein sesuai dengan yang
diharapkan, kemudian gandum digiling dengan menggunakan mesin roll.
· Penggilingan (milling)
Prinsip utama dari proses milling adalah memisahkan endosperm dari bran dan germ dan
mereduksi endosperm tersebut menjadi tepung. Tujuan dari milling process adalah ekstraksi yang tinggi, ash content yang rendah, dan kualitas tepung yang baik. Hasil dari milling process adalah ekstraksi tepung
76-78% dan by product yang berupa
bran dan pollard sebanyak 22-24%.
Gandum yang telah bersih, kemudian siap untuk digiling
kemudian masuk ke mesin roll. Didalam
mesin roll, gandum akan mengalami
tiga proses yaitu breaking, reduction,
dan purification.
a.
Breaking Process
Proses breaking terjadi
ditahap pertama penggilingan pada mesin roll,
yaitu memecah wheat grain (bran) yang
masih mengandung endosperm. Ensdosperm yang terpecah menjadi semolina,
middling, dan tepung. Pada proses breaking
diusahakan supaya bran tidak hancur agar menghasilkan tepung dan semolina
dengan jumlah yang maksimal. Gandum yang telah melalui break process kemudian diayak di sifter. Sifter merupakan
mesin pengayak
yang berukuran besar yang mampu beroperasi dengan kapasitas besar. Sifter memiliki sejumlah ayakan yang
masing-masing memiliki ukuran mesh berbeda-beda. Di dalam sifter, gandum yang telah melalui proses breaking kemudian dipisahkan antara produk yang masih kasar dengan
bran maupun semolina. Masing masing akan masuk ke tahapan proses selanjutnya
melalui pipa sesuai produk yang
dihasilkan. Produk yang masih kasar kemudian masuk lagi ke proses penggilingan
lanjut. Semolina yang dihasilkan akan masuk ke purifier untuk dibersihkan
sedangkan bran masuk ke bran finisher untuk
untuk diambil endosperm yang masih melekat pada bran kemudian masuk ke vibro finisher untuk memisahkan tepung yang
lengket (sticky) hasil dari bran finisher serta memisahkan tepung dari
bran maupun pollard.
b.
Reduction Process
Produk kasar yang keluar dari sifter kemudian masuk lagi ke mesin roll. Produk inilah yang kemudian akan mengalami proses reduksi.
Proses reduksi terdiri atas:
a)
Mengubah semolina menjadi middling supaya mudah
direduksi menjadi tepung.
b) Mereduksi middling menjadi tepung
c)
Mereduksi middling yang bercampur dengan bran
c.
Purification Process
Purification
Process menggunakan alat yang disebut purifier. Tujuan dari proses ini
adalah memisahkan semolina dan middling, untuk membantu kinerja dari sifter sehingga proses reduksi middling
dan reduksi semolina menjadi tepung lebih sempurna.
Setelah keluar dari mesin roll, gandum akan dibawa oleh dengan mesin vacum masuk ke sifter untuk
diayak. Sifter terdiri dari
20 ayakan yang masing-masing output mempunyai saluran pipa tersendiri.
Hasil output dari sifter kemudian
dibawa lagi masuk ke mesin roll untuk
kembali digiling, pada penggilingan-penggilingan berikutnya lebih ditekankan
untuk mengecilkan ukuran hingga menjadi tepung. Setelah digiling, kemudian
tepung yang masih kasar diayak lagi di sifter
hingga benar-benar terpisah sempurna. Selesai diayak dengan sifter, lalu output akan menuju ke
tahapan proses selanjutnya sesuai produk yang dihasilkan. Tepung terigu
yang sudah jadi kemudian masuk ke mesin additive untuk diberi bahan tambahan
yang berupa vitamin, mineral, dan lain-lain. Namun endosperm yang masih
terdapat pada bran akan diekstrak melalui mesin bran finisher, dan tepung dipisahkan dari bran dengan vibro finisher, baru masuk ke mesin additive. Banyaknya food additive yang ditambahkan telah ditentukan oleh pihak QC.
Setelah keluar dari proses penambahan food
additive kemudian produk masuk ke infestroyer untuk memecahkan telur kutu
agar perkembangbiakan kutu pada tahap selanjutnya dapat dikurangi.
Setelah diberi bahan tambahan, maka tepung terigu
dipisahkan dari benda asing untuk yang terakhir kalinya dengan menggunakan
mesin ayakan rebolt sifter. Tepung
terigu yang sudah jadi lalu disimpan di flour
silo dan siap untuk dikemas dan didistribusikan ke berbagai daerah. Proses
pengemasan dilakukan oleh flour packing
department. Departemen ini bertugas untuk menangani dan mengawasi hal-hal
yang berhubungan dengan proses pengemasan tepung terigu. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam proses pengemasan ini meliputi penerimaan produk dari mill,
transportasi tepung terigu, penyimpanan tepung di flour silo, dan pengemasan tepung terigu. Pengemasan yang dilakukan
di departemen ini adalah
kemasan dengan berat 25 kg. dulu juga menyediakan kemasan dengan berat
200 kg (jumbo bag) namun sekarang
untuk kemasan jumbo bag sudah tidak
dipakai dan dioptimalkan pada sistem curah. Produk kemasan dengan berat 1 kg
ditangani oleh pihak consumer packing.
Tepung terigu yang sudah selesai dipacking kemudian
disimpan di tempat penyimpanan tepung (gudang penyimpanan) atau biasa dinamakan
FPS (Flour Packing Storage).
Mesin dan Peralatan yang digunakan
Mesin Produksi
1.
Separator
Separator adalah alat
pembersih gandum yang prinsip kerjanya memisahkan gandum dengan impurities berdasarkan perbedaan ukuran.
Cara kerja Separator adalah dengan
mengayak gandum hingga impurities terpisah
dari gandum. Separator memiliki dua
lapisan, yaitu:
a
Lapisan ayakan kasar (coarse sieve) yang memisahkan offal
berukuran lebih besar dari gandum. Lapisan ayakan kasar terletak di bagian atas.
b
Lapisan ayakan halus (sand sieve) yang memisahkan offal
yang berukuran lebih kecil dari gandum. Lapisan ayakan halus terletak di
bagian bawah.
2.
Flow regulator (FCA)
Flow regulator adalah alat yang
berfungsi mengatur dan mengukur kapasitas aliran gandum. Selain itu juga
sebagai alat pemisah dan pencampur beberapa macam gandum sesuai dengan grist yang akan digiling.
3.
Magnetic separator
Magnetic separator merupakan
mesin pembersih gandum yang bekerja memakai sistem magnetic. Magnetic separator juga
berfungsi sebagai pelindung bagi mesin-mesin yang lain karena dapat
mengantisipasi adanya logam/magnet yang
terbawa selama proses produksi karena dapat merusah mesin.
4.
Weigher
Weigher berfungi untuk
memastikan apakah kapasitas gandum yang diminta pada settingan FCA sudah sesuai dan mengetahui jika terjadi kesalahan
selama proses produksi.
5.
Tarara classifier
Tarara clasifier berfungsi
untuk memisahkan gandum dari impurities berdasarkan perbedaan berat jenis.
6.
Dry stoner
Dry stoner berfungsi untuk
memisahkan gandum dari batu- batuan atau kerikil. Alat ini bekerja berdasarkan
perbedaan berat jenis gandum dengan batu, dengan sistem aspirasi dan kemiringan
ayakan serta gerakan sentrifugal yang cepat angin yang dihasilkan akan mampu mengangkat
gandum, sedangkan batu dan benda lain yang lebih berat dari gandum akan keluar ke tempat pembuangan.
7.
Carter day
Carter day berfungsi untuk
memisahkan gandum dari partikel
lain berdasarkan ukuran
dan bentuk /panjang.
Carter day terdiri
dari indented disc separator (IDS).
IDS terdiri dari cylinder long corn dan
cylinder round corn. Gandum dengan
berbagai ukuran beserta impuritiesnya
masuk ke indented disc separator.
Gandum dari IDS yang berukuran lebih kecil masuk ke cylinder round corn, sedangkan yang lebih besar masuk ke cylinder long corn.
8.
Scourer
Scourer berfungsi untuk membersihkan
gandum dari kotoran yang masih menempel pada permukaan gandum dengan gaya
gesekan pada gandum.
9.
Tarara
Tarara
berfungsi untuk membersihkan debu halus yang masih menempel pada gandum.
10.
Dampener
Dampener berfunsi untuk
mencampurkan air ke dalam gandum. Dampener
atas seperangkat alat pemberi air, yaitu:
a Magnetic valve untuk membuka dan menutup kran air
b
Control
valve yang berfungsi untuk mengatur jumlah air
c
Flow meter yang
berfungi untuk mengukur jumlah air yang dikeluarkan
11.
Break roller
Break roller adalah roll yangbergerigi besar dengan diameter
250 mm berfungsi sebagai pemecah dan penggores gandum/bran yang masih
mengandung endosperm menjadi semolina, middling, dan tepung. Prinsip kerja alat
ini adalah produk dipecahkan oleh sepasang roll
beralur gigi dengan kecepatan putarnya bebeda antara satu dengan yang
lainnya.
12.
Reduction roll
Reduction roll adalah roll halus. Yang berfungsi sebagai
pereduksi dan penggiling endosperm yang telah dipisahkan dari break roller. Prisip kerja alat ini
adalah mereduksi produk oleh sepasang roll
yang halus permukaanya.
13.
Rotary detacher
Rotary detacher berfungsi
untuk memecahkan serpihan dari reduction
roll agar lebih efektif pada proses pengayakan di sifter. Terdapat dua jenis yaitu drum detacher dan impact detacher.
14.
Sifter
Mesin ini merupakan salah satu mesin yang berfungsi mengayak atau
memisahkan produk berdasarkan granulasi.
Setiap mesin sifter terdiri dari
delapan pintu yang masing-masing pintu terdapat 24-27 ayakan dengan ukuran mesh
yang berbeda-beda. Prinsip kerja alat ini adalah dengan memberi gerakan pada sifter dan produk dialirkan
melaluiayakan-ayakan yeng terdapat dalam sifter
dan
masing-masing output akan keluar
melalui masing- masing lubang.
15.
Purifier
Purifier adalah satuan unit
mesin yang berfungsi untuk memisahkan semolina dari bran. Pemisahan dilakukan
dengan berdasrkan densitas produk dengan menggunakan hisapan angin dan
pengayakan.
Semolina
adalah butir-butir pati yang terdapat pada bagian dalam gandum.
16.
Bran finisher
Berfungsi
untuk memisahkan bran dari sisa-sisa endosperm yang masih melekat dan
memperbanyak tepung yang dihasilkan. Prinsip kerja alat ini yaitu produk akan
dihempaskan beater screen. Sisa
endosperm yang dilepas akan masuk melewati screen
sedangkan bran tidak.
17.
Vibro finisher
Berfungsi
untuk memisahkan tepung yang lengket hasil dari bran finisher maupun penyaring.
18.
Rebolt sifter
Berfungsi
sebagai safety agar tepung terigu yangdihasilkan benar-benar tidak mengandung
material- material lain.
Alat Transportasi
1.
Screw conveyor
Screw conveyor merupakan alat
transportasi horiontal tertutup. Alat ini
berupa poros yang dikelilingi oleh
blade
yang membentuk suatu helical spiral
dan dipasang pada sebuah casing yang tertutup rapat. Prinsip kerja alat ini
adalah mengalirkan produk dengan memutar poros hingga produk akan bergerak
secara horizontal. Kecepatan poros dari conveyor adalah 60-130 rpm.
2.
Chain conveyor
Chain conveyor merupakan alat
transportasi horizontal untuk jarak angkut yang panjang. Umumnya chain conveyor dipakai untuk kapasitas
yang yang lebih besar dibandingkan screw conveyor. Kapasitas angkut chain conveyor sampai 200 ton/jam dan
jarak angkut sampai 100 meter. Prinsip kerja alat ini adalah sprocket memutar rantai dan menghasilkan
gerakan horizontal yang membawa produk secara
horizontal.
3.
Belt conveyor
Merupakan alat transportasi horizontal yang mempunyai prinsip kerja sama
dengan chain conveyor. Belt conveyor digunakan untuk kapasitas
yang besar dan jarak jauh. Kapasitasnya mencapai 750 ton/jan dengan jarak
angkut sekitar 300-400 meter dengan kecepatan 3 meter/detik. Alat ini biasa
untuk mengangkut gandum, karena jika digunakan untuk mengangkut tepung, akan
mengeluarkan banyak debu dan produk akan banyak yang hilang karena alat ini
tidak memiliki cassing dan terbuka.
4.
Bucket elevator
Alat ini berfungsi sebagai alat transportasi produk secara vertikal.
Prinsip kerja alai ini adalah gerakan memutar dari pulley penggerak akan menggerakkan belt secara vertikal.
Belt pada alat ini terdapat mangkuk-mangkuk yang terpasang untuk membawa
produk.
5.
Suction tower
Merupakan alatp menghisap gandum dari palka kapal dan mencurahkan pellet
ke palka kapal. Berbentuk menara dengan ketinggian 43 meter dengan kapasitas
500 ton/jam.
6.
Pneumatic conveying
a
Rotary blower/centrifugal fan. Merupakan alat yang
digunakan sebagai pembangkit tenaga udara/angin untuk penghembusan dan
penghisapan produk.
b
Conveyor
pipe. Merupakan alat yang perbentuk pipa yang mengalirkan produk
dari bawah ke atas dengan sistem vacum.
c
Cyclone. Merupakan
alat yang digunakan untuk memisahkan produk dari udara yang bebentuk cones dan dilengkapi dengan air lock. Produk dan udara yang masuk
kedalam cyclone secara tragensial
akan membentuk gerakan spiral yang mengakibatkan adanya gaya sentrifugal, sehingga
terjadi pemisahan produk dengan kecepatan konstan. Udara akan keluar
melalui outlet sedagkan produk akan keluar melalui air lock.
d
Filter. Merupakan
alat yang digunakan untuk memisahkan udara dari produk yang tidak berhasil
dibersihkan oleh cyclone karena
efisiensi cyclone hanya antara 70%
hngga 90%.
Prinsip dari pneumatic conveying adalah
blower menghasilkan udara dengan
tekanan yang cukup tinggi sehingga produk akan terbawa oleh udara dengan
kecepatan yang tinggi dalam conveying pipe
dan pada air separator akan
dipisahkan dari udara.
B. Produk Akhir
Produk Utama
Produk utama yang dihasilkan PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk. Bogasari Flour Mills adalah
tepung terugu. Hasil penggilingan gandum berupa 76% tepung terigu, 1,5% tepung
industri, dan 22,5 berupa brand dan pollard. Bahan baku gandum diolah menjadi
menjadi tepung terigu dan dikelompokkan
menjadi beberapa jenis tepung
berdasarkan kandungan proteinnya. Produk-produk utama yang
dihasilkan PT Indofood Sukses Makmur
Tbk. Bogasari Flour Mills untuk
pasaran domestik anatar lain:
1.
Cakra Kembar Emas
Merupakan tepung terigu yang dibuat dari 100% hard wheat pilihan. Kandungan protein dan gluten yang tinggi sangat
bagus dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan roti dengan volume yang lebih
besar dan mengembang sempurna. Kadar abu yang rendah membuat crumb roti lebih putih. Tepung ini
khusus dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan roti.
2. Cakra Kembar
Merupakan tepung terigu yang terbuat dari 100% hard wheat, sehingga kandungan proteinnya tinggi, minimal 13%.
Tepung terigu ini umumnya diproduksi dengan menggunakan campuran gandum dari
Australia dan Amerika. Tepung ini mempunyai sifat gluten yang ulet dan kuat.
Tepung ini cocok dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan roti, mie, kue, dan
lain-lain.
3. Segitiga Biru
Merupakan tepung medium yang dihasilkan dari campuran hard wheat dan soft wheat, sehingga dihasilkan tepung terigu dengan dengan
kandungan protein sebesar 10,5-11,5%. Untuk gandum yang berasal dari Amerika
dan Kanada, campurannya adalah 60% soft
wheat dan 40% hard wheat,
sedangkan gandum Australia, komposisinya adalah 50% soft wheat dan 50% hard wheat. Tepung ini merupakan tepung terigu serbaguna
karena sifat glutennya yang sedang. Tepung ini banyak dijual untuk keperluan
rumah tangga. Kegunaannya antara lain sebagai bahan dasar pembuatan roti, cake, mie kering, mie basah, dan biskuit.
4. Kunci Biru
Merupakan tepung terigu yang dibuat dari 100% soft wheat. Kadar protein tepung ini berkisar antara 8,55%-10% sehingga
sifat glutennya rendah. Tepung ini cocok digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan cake, cookies, biskuit, wafer, dan kue-kue kering lainnya.
5. Kunci Emas
Merupakan tepung terigu yang memiliki kadar proteinnya 8% dan daya serap
terhadap air rendah. Tepung ini dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan
biskuit, kue kering, dan wafer.
6.
Lencana Merah
Merupakan tepung terigu yang terbuat dari soft wheat Australia dan Amerika. Kandungan protein berkisar antara
8,5%-10%. Biasa digunakan dalam pembuatan roti kering dan gorengan.
7. Piramida
Merupakan tepun terigu yang serbaguna, yang dapat digunakan untuk pembuatan
mie dan flat bread yang tidak
memerlukan pengembangan terlalu besar. Kandungan proteinnya 10%.
8. Pena Kembar
Merupakan tepung terigu yang memiliki kandungan protein sedang, sebesar
12,5%-13%. Kegunannya untuk pembuatan mie.
9. Kastil
Merupakan tepung terigu yang terbuat dari campuran hard wheat dan soft wheat.
Memiliki kandungan protein yang sedang yaitu 12%. Tepung ini khusus dijual
untuk industri makanan. Biasa digunakan untuk membuat roti dan baked product
Produk Samping
Bagian gandum yang tidak terekstraksi menjadi tepung
akan diolah menjadi pakan ternak, yaitu pellet dan diolah menjadi bahan lem
dalam produksi kayu industri, yaitu industrial
flour. Produk samping yang diproduksi oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Bogasari Flour Mills adalah:
1.
Brand
Bran adalah bagian kutit gandum yang bertekstur kasar dan memiliki kadar
serat tinggi sehingga digunakan sebagai bahan campuran pembuatan roti berserat.
Bran digunakan
sebagai bahan ternak, dikemas dalam karung 25 kg dengan merk dagang “Cap
Kepala Kuda”.
2.
Pollard
Adalah bagian gandum yang terletak lebih dekat dengan endosperm sehingga
mutu proteinnya lebih baik jika dibandingkan dengan bran. Kadar seratnya tinggi
dengan ukuran granulasinya lebih kecil daripada bran. Produk ini diminati oleh
pabrik Feed Meal dan peternak sapi
perah. Produk ini dikemas dengan karung berukuran 25 kg dengan merk dagang “Cap
Angsa”.
3.
Tepung industri
Tepung industri dihasilkan pada reduction
process pada bagian roller.
Tepung industri memiliki kandungan protein yang hampir sama dengan tepung
terigu, perbedaanya terletak pada warnanya. Tepung industi memiliki warna
kecokelatan karena memiliki kadar abu yang cukup tinggi. Tepung industri juga
berasal dari proses sweeping, yaitu tepung yang jatuh dilantai dikumpulkan
kembali untuk dibersihkan dan dipisahkan dari matetial-material yang tidak diinginkan. Tepung industri dikemas
dalam karung berukuran 25 kg dengan merk dagang “Cap Anggrek”. Produk ini biasa
digunakan sebagai bahan dasar lem dalam pembuatan kayu industri, selain itu
juga dapat digunakan sebagai pakan ikan.
4.
Pellet
Pellet merupakan produk yang terbuat dari campuran antara bran dan
pollard. Produk ini digunakan sebagai pakan ternak. Produk ini melalui proses steaming dan dipress sehingga berbentuk silinder dengan diameter 6 mm dan panjang
1-1,5 cm.
5.
Germ
Germ merupakan bagian lembaga tempat pembentukan tunas baru. Bagian ni
banyak mengandung lemak sehingga harus dipisahkan dari tepung, karena dapat
mempengaruhi kualitas tepung yang dihasilkan. Germ biasanya diekspor ke Jepang
untuk dijadikan sebagai bahan pembuat kapsul dan kosmetik.
C. Sistem Sanitasi Pengolahan Limbah
Dalam industri pangan, sanitasi meliputi
kegiatan-kegiatan secara aseptis dalam persiapan, pengolahan, pengepakan
produk makanan, sanitasi pabrik serta
lingkungan pabrik dan kesehatan pekerja. Kegiatan yang berhubungan dengan
produk makanan meliputi pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan mentah,
perlengkapan suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan pada semua
tahap-tahap selama pengolahan dari peralatan personalia, dan terhadap hama,
serta pengemasan dan penggudangan produk akhir
Sanitasi adalah cara higienis meningkatkan kesehatan
melalui pencegahan kontak manusia dengan bahaya dari limbah. Bahaya dapat
berupa fisik, mikrobiologi, biologi atau kimia agen penyakit. Limbah yang dapat
menyebabkan masalah kesehatan manusia dan hewan kotoran, limbah padat, air
limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian. Higienis berarti
pencegahan dapat dengan menggunakan solusi teknis (misalnya pembuangan limbah
dan pengolahan air limbah), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik),
atau bahkan dengan praktek- praktek kebersihan pribadi (misalnya sederhana
mencuci tangan dengan sabun
1.
Sanitasi Bangunan
a.
Dinding
Pembersihan pada area-area produksi dilakukan dengan menggunakan sapu
panjang, dan jika ada kotoran yang menempel pada sela- sela dinding dan sulit
dibersihkan dengan sapu, maka dibersihkan dengan menggunakan angin compressor
setiap 1 kali/hari.
b.
Langit- langit
Pembersihan pada langit-langit area produksi juga dilakukan dengan
menggunakan sapu panjang, dan jika perlu dibersihkan pula dengan menggunakan
angin compressor setiap 1 kali/hari.
c.
Lantai
Untuk menjaga kebersihan lantai perusahaan, lantai pada ruangan kantor
dipel dan disapu setiap hari sedangkan untuk lantai bagian produksi disapu
setiap hari karena tidak boleh ada tumpahan gandum atau tepung terigu yang
tercecer di lantai.
2.
Sanitasi Mesin dan Peralatan
Peralatan yang tidak mempunyai sanitasi yang baik akan
menjadi sumber cemaran bagi produk yang dihasilkan karena alat yang digunakan
akan mengalami kontak langsung dengan bahan dan produk. Cara pembersihan
alatnya yaitu :
a.
Mesin atau alat yang dapat dipindahkan
Alat dibersihakan setiap awal dan proses produksi dengan menggunakan
sanitiser berupa anios dan alkohol kemudian dibilas kembali dengan air dan
dikeringkan dengan lap setelah itu diletakkan kembali di tempat semula.
b. Mesin atau alat yang tidak
dapat dipindah
Semua mesin dibersihkan setiap proses awal dan akhir produksi. Mesin
disemprot dengan menggunakan angin compressor untuk menghilangkan debu yang
menempel pada mesin atau menggunakan sapu panjang, sapu lidi, kacang yang masih tertinggal di mesin dan area mesin
dibersihkan dengan cara disapu.
3.
Sanitasi Pekerja
a.
Pemakaian Perlengkapan Kerja (topi, masker, ear plug atau penutup telinga, dan sepatu,)
Sebelum memasuki area produksi karyawan diwajibkan memakai perlengkapan
kerja dengan benar. Dan perlengkapan kerja yang digunakan yaitu topi, masker, ear plug atau penutup telinga, dan
sepatu harus dalam keadaan bersih agar tidak terjadi kontaminasi silang pada
produk yang dihasilkan.
b.
Cuci Tangan
Setiap keluar dari kamar mandi dan akan memasuki area produksi tangan
dicuci dengan air yang mengalir dengan menggunakan sabun. Setelah itu dibilas
lagi dengan air dan dikeringkan dengan lap atau alat pengering.
c.
Pekerja tidak diperkenankan memakai perhiasan atau
acsesoris lain Untuk pekerja yang bekerja di bagian produksi tidak diperkenankan memakai perhiasan dan aksesoris
saat bekerja untuk mencegah terjadinya kontaminasi
terhadap bahan karena dikhawatirkan perhiasan yang dipakai dapat
mengkontaminasi produk.
4.
Sanitasi Limbah
Limbah yang dihasilkan pada proses produksi tepung
terigu tidak membahayakan. Limbah yang dihasilkan bahkan mampu dijadikan
sebagai produk lain yang memiliki daya jual yang tinggi. Limbah yang memiliki
daya jual tersebut antara lain bran dan pollard yang dapat diolah menjadi
pellet sehingga dapat dijadikan sebagai pakan ternak, tepung industri yang
dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan lem dalam pembuatan kayu industri, germ
yang dapat diolah menjadi bahan pembuatan kapul dan kosmetik. Sedangkan untuk
material-material yang dipisahkan dari gandum seperti batu, kerikil, kayu,
potongan jerami, logam, dan lain-lain dibuang ketempat pembuangan akhir.
5.
Sanitasi Lingkungan Perusahaan
Area di sekitar lingkungan perusahaan disapu setiap hari
oleh bagian kebersihan dan disediakan tempat sampah serta di tempel poster-
poster mengenai GMP (Good Manufacturing Product) di area- area tertentu untuk
mengingatkankan pekerja akan pentingnya
dalam menjaga kebersihan di lingkungan perusahaan.
Referensi:
Ikhsanudin, Anwar. 2010. Laporan Magang di PT Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills Divisi Tanjung Priok, Jakarta Utara. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Tidak ada komentar:
Posting Komentar