1. Sebutkan
contoh dan beri penjelasan mengenai standar teknik (minimal 5) dan standar
manajemen (minimal 5) yang relevan dengan Teknik Industri?
Standar
Teknik
Standar teknik adalah serangkaian
eksplisit syarat yang harus dilengkapi oleh bahan, produk, atau layanan. Jika
bahan, produk atau jasa gagal melengkapi satu atau lebih dari spesifikasi yang
berlaku, kemungkinan akan disebut sebagai berada di luar spesifikasi. Standar
teknik merupakan jenis sebuah standar yang sering dirujuk oleh suatu kontrak
atau dokumen pengadaan. Berikut merupakan beberapa contoh standar teknik:
1.
ASME
(American Society of Mechanical Engineer)
ASME merupakan organisasi non profit
yang bergerak di bidang standarisasi teknik khususnya bidang teknik mesin. ASME
dikenal untuk menetapkan kode dan standar untuk perangkat mekanis. ASME
melakukan salah satu operasi terbesar di dunia penerbitan teknis melalui ASME
Press, menyelenggarakan konfrensi bidang teknis dan mengadakan kursus
pengembangan profesional setiap tahun, dan mensponsori program pendidikan
khususnya bidang teknik.
2.
ANSI
(American National Standards Institute)
ANSI memiliki kapasitas sebagai
administrator dan koordinator sistem standarisasi di USA selama lebih dari 90
tahun. ANSI berdiri sejak 19 Oktober 1981 dan didirikan oleh 5 kelompok
engineering dan 3 badan pemerintahan, sebagai organisasi non profit yang
didukung oleh organisasi pemerintah maupun sektor swasta. ANSI memperkenalkan
penggunaan standar internasional baik untuk sektor bisnis, kebijakan teknis secara
nasional dan internasional
3.
SNI
(Standar Nasional Indonesia)
Standar Nasional Indonesia atau yang
disingkat dengan SNI adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional
di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh BSN. Agar
SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder, maka SNI
dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of Good Practice, yaitu:
a.
Openess
(keterbukaan)
Terbuka
agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat berpartisipasi dalam
pengembangan SNI.
b.
Transparency
(transparansi)
Transparan
agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat mengikuti perkembangan SNI
mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke tahap penetapannya. Dapat
dengan mudah memperoleh semua informasi yang berkaitan dengan pengembangan SNI.
c.
Consensus
and Impartiality (consensus dan tidak memihak)
Tidak
memihak dan consensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya
dan diperlakukan secara adil.
d.
Effectiveness
and Relevance
Efektif
dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan
pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e.
Coherence
Koheren
dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar negara kita
tidak terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan
internasional.
f.
Development
dimension (berdimensi pembangunan)
Berdimensi
pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan nasional
dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional.
4.
ASTM
(American Society for Testing and Material)
ASTM Internasional merupakan organisasi
internasional sukarela yang mengembangkan standarisasi teknik untuk material, produk,
sistem dan jasa. ASTM Internasional yang berpusat di Amerika Serikat. ASTM
merupakan singkatan dari American Society for Testing and Material, dibentuk
pertama kali pada tahun 1898 oleh sekelompok insinyur dan ilmuwan untuk
mengatasi bahan baku besi pada rel kereta api yang selalu bermasalah yairu
Charles B. Dudley, Ph.D., seorang ahli kimia dengan Pennsylvania Railroad.
Lebih dari 12.000 standar ASTM digunakan di seluruh dunia untuk meningkatkan
kualitas produk, meningkatkan kesehatan dan keselamatan, memperkuat akses pasar
dan perdagangan, dan membangun kepercayaan konsumen. Standar ASTM banyak
digunakan pada negara-negara maju maupun berkambang dalam penilaian akademisi
maupun industri. Standar yang dihasilkan oleh ASTM Internasional jatuh ke dalam
enam kategori:
-Standar Spesifikasi, yang
mendefisinikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh subjek standar
-Metode Uji Standar, yang
mendefinisikan cara tes dilakukan dan ketepatan hasil. Hasil tes dapat
digunakan untuk menilai kepatuhan dengan standar spesifikasi.
-praktek standar, yang mendefinisikan
urutan operasi yang tidak seperti Metode Uji Standar, tidak menghasilkan hasil.
-Standar Panduan, yang menyediakan
sebuah kolekasi terorganisir dari informasi atau serangkaian pilihan yang tidak
merekomendasikan aksi tertentu.
-Klasifikasi Baku, yang menyediakan
pengaturan atau pembagian bahan, produk, sistem, atau layanan ke dalam kelompok
berdasarkan karakteristik yang sama seperti asal, komposisi, sifat, atau
penggunaan.
-Standar Terminology, yang menyediakan
definisi istilah yang digunakan dalam standar lain yang disepakati.
5.
JIS
(Japanese Industrial Standard)
JIS menentukan standar yang digunakan
untuk kegiatan industri di Jepang. Proses standarisasi dikoordinasikan oleh
Komite Standar Industri Jepang dan dipublikasikan melalui Asosiasi Standar
Jepang. Komite JIS terdiri dari banyak komite nasional dan memainkan peran
penting dalam standarisasi kegiatan di jepang.
6.
API
(American Petroleum Institute)
API adalah satu-satunya asosiasi
perdagangan nasional yang mewakili semua aspek industri minyak dan gas alam
Amerika. Sejak tahun 1924, American Petroleum Institute telah menjadi
landasan dalam membangun dan mempertahankan standar untuk industry minyak dan
gas alam di seluruh dunia. API membantu industri menciptakan dan memproduksi
produk unggulan secara konsisten, menyediakan layanan penting, menjamin
keadilan di pasar untuk bisnis dan konsumen sama, dan mempromosikan penerimaan
produk dan praktek secara global. Standar meningkatkan keselamatan operasi
industri, menjamin kualitas, membantu menjaga harga turun, mengurangi limbah,
dan meminimalkan kebingungan. Membantu penerimaan kecepatan, membawa produk ke
pasar lebih cepat, dan menghindari untuk menemukan kembali roda setiap kali
suatu produk diproduksi.
7.
BSI
(Badan Standar Inggris)
BSI standar adalah inggris Badan
Standar Nasional (NSB) dan merupakan pertama di dunia dalam mewakili
kepentingan Inggris ekonomi dan sosial di semua organisasi standar Eropa dan
internasional melalui pengembangan solusi informasi bisnis untuk organisasi
Inggris dari semua ukuran dan sektor. BSI Standar bekerja dengan industri
manufaktur dan jasa, bisnis, pemerintah dan konsumen untuk memfasilitasi
produksi standar Inggris, Eropa dan internasional. Bagian dari BSI Group, BSI
Standar memiliki hubungan kerja yang erat dengan pemerintah Inggris, terutama
melalui Departemen Inggris untuk bisnis, inovasi, dan keterampilan (BIS). BSI
standar adalah nirlaba mendistribusikan organisasi bahwa setiap keuntungan yang
diinvestasikan kembali ke dalam layanan yang disediakan.
8. TEMA (The Tubular
Exchanger Manufacturers Association)
The
Tubular Exchanger Manufacturers Association, Inc (TEMA) adalah
asosiasi perdagangan dari produsen terkemuka shell dan tube penukar panas, yang
telah merintis penelitian dan pengembangan penukar panas selama lebih dari enam
puluh tahun. TEMA telah mencapai penerimaan di seluruh dunia sebagai otoritas
pada shell dan tube penukar panas desain mekanik. Tujuan TEMA adalah menemukan
pendekatan inovasi untuk memanaskan aplikasi penukar. Anggota TEMA memiliki
kemampuan unik untuk memahami dan mengantisipasi kebutuhan teknis dan praktis
dari pasar saat ini.
9.
DIN
(Deutsches Institut fur Normung)
Institut Jerman untuk Standarisasi
menawarkan stakeholder platform untuk pengembangan standar sebagai layanan
untuk industri, negara dan masyarakat secara keseluruhan. Sebuah organisasi
nirlaba terdaftar. DIN telah berbasis di Berlin sejak tahun 1917. DIN tugas
utama adalah untuk bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk
mengembangkan standar berbasis konsensus yang memenuhi persyaratan pasar.
Standar Manajemen
Standar manajemen adalah struktur
tugas, prosedur kerja, sistem manajemen dan standar kerja dalam bidang
kelembagaan, usaha serta keuangan. Berikut merupakan beberapa contoh standar
manajemen:
1.
ISO
9001 (Manajemen Mutu)
ISO 9001 adalah standar internasional
yang diakui dunia untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan bersifat
global. SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat
prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas
rutin perusahaan. Sistem ini bersifat umum dan dapat diterapkan untuk berbagai
jenis organisasi dan industri. Sistem ini juga bersifat fleksibel untuk
mengarahkan berbagai organisasi dan industri dalam mencapai efisiensi dan
efektifitas dalam pengelolaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan.
2.
ISO
14001 (Standar Manajemen Lingkungan)
ISO 14001 dipelajari oleh berbagai
bidang pendidikan namun tidak “seumum” ISO 9001 yang banyak ditemui di bidang
apa saja. Sistem manajemen ini banyak ditemui di pada bidang teknik lingkungan.
Selain itu, sistem manajemen ini juga mempunyai kaitan dengan bidang ergonomi
(teknik industri) terutama pada kuliah manajemen limbah industri. Seperti telah
disebutkan sebelumnya bahwa bidang lingkungan hidup atau ekologi dan ergonomi
mempunyai hubungan yang cukup kuat.
3.
OHSAS
18001 (Standar Manajemen Keselamatan dan Kesehatan)
OHSAS 18001 adalah suatu standard
internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di tempat kerja /perusahaan. Banyak organisasi di berbagai negara telah
mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara
konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja di tempat kerja. Serta memperbaiki kinerja dan citra
perusahaan.
4.
ISO
31000:2009 (Standar Manajemen Risiko)
Merupakan pedoman standar, instruksi,
dan tuntutan bagi sebuah organisasi untuk membangun sebuah pondasi dan kerangka
kerja bagi suatu program manajemen risiko. Pondasi tersebut meliputi aturan,
tujuan, dan komitmen untuk membangun suatu program manajemen risiko yang
komprehensif. Kerangka kerja meliputi perencanaan, akuntabilitas dari para
karyawan, proses dan aktivitas yang digunakan untuk mengelola risiko dalam
kinerja perusahaan. Tujuan dari standarisasi ini adalah untuk menyediakan
prinsip-prinsip dan acuan dari program manajemen risiko kepada organisasi.
5. HACCP (Hazard
Analysis and Critical Control Point)
HACCP adalah suatu sistem
dalam upaya pencegahan terjadinya masalah atas dasar identifikasi titik kritis
pada tahap penanganan dan proses produksi. HACCP merupakan salah satu bentuk
manajemen risiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan
pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan
jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen. Bertujuan untuk
mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan
guna memenuhi tuntutan konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian
mutu mulai dari bahan baku disiapkan sampai menjadi produk dan didistribusikan.
Prinsip HACCP yaitu melakukan analisis biaya, menentukan titik pengendalian
kritis, menentukan batas kritis, membuat suatu sistem pemantauan, melakukan
tindakan korektif apabila pemantauan mengindikasikan adanya CCP yang tidak
berada di bawah kontrol, menentapkan prosedur verifikasi untuk mengkonsumsi
bahwa sistem HACCP bekerja secara efektif, dan melakukan dokumentasi terhadap
seluruh prosedur dan catatan yang berhubungan dengan prinsip dan aplikasinya.
6. ISO
22000
Merupakan standar yang
dikembangkan oleh International Organization for Standardization yang
berhubungan dengan keamanan pangan. Bertindak sebagai standar yang dibentuk
untuk membantu penekanan isu berkaitan dengan kesehatan pangan dengan
HACCP.
7.
TQM
(Total Quality Management)
TQM mengacu pada
penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok
hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen untuk mendapatkan arahan
perusahaan yang ingin terus meraih keunggulan dalam semua aspek produk dan jasa
penting bagi pelanggan. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas
yaitu usaha, produk, jasa, manusia, proses, lingkungan, kondisi yang selalu
berubah, dan kondisi dinamis. TQM bermanfaat bagi pelanggan, intuisi, dan staf
organisasi. Tujuh konsep program TQM yang efektif yaitu perbaikan
berkesinambungan, six sigma, pemberdayaan pekerja, benchmarking, JIT, konsep
taguchi, dan pengetahuan perangkat TQM.
2.
Cari
kepanjangan dari setiap singkatan yang ada pada lembaga standarisasi baik
lokal, nasional, regional, maupun internasional
1. ITU,
merupakan singkatan dari International Telecomunication Union yang
dibentuk dalam bidang telekomunikasi akibat adanya penemuan tenaga listrik dan
pemanfaatannya pada akhir abad ke-18 dan pertengahan abad ke -19. ITU
mengembangkan rekomendasi internasional di bidang telekomunikasi dan komunikasi
radio. ITU juga bekerja sama dengan ISO dan IEC di bidang standardisasi
teknologi informasi dan telekomunikasi.
2. IEC,
merupakan singkatan dari International Electrotechnical Commisionyang
terbentuk pada tahun 1906. IEC bergerak di bidang standar perlistrikan,
elektronika, magnetics, pembangkitan dan distribusi energi, elektroakustik dan
disiplin terkait seperti istilah dan lambang, pengukuran dan kinerja,
dependability, desain & pengembangan, safety dan lingkungan. IEC juga
berkantor pusat di Geneva, Swiss.
3. UNSCC,
merupakan singkatan dari United Nation Standards Coordinating
Committee atau komite koordinasi dalam menangani standar yang
dibentuk oleh PBB.
4. ISO,
merupakan singkatan dari International Organization for
Standardization yang dibentuk pada tahun 1946 di Swiss. ISO
dibentuk dari kerja sama antara IEC dan UNSCC yang mengembangkan,
mengkoordinir dan menetapkan standar voluntary untuk mendukung perdagangan
global, meningkatkan mutu, melindungi kesehatan dan keselamatan/keamanan
konsumen dan masyarakat luas, melestarikan lingkungan serta mendesiminasi
informasi dan memberikan bantuan teknis di bidang standardisasi.
5. ACCSQ,
merupakan singkatan dari ASEAN Consultative Committee for Standards
and Quality yang dibentuk oleh negara ASEAN, yang
meliputiIndonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Brunai
Darussalam, Laos, Myanmar dan Kamboja dengan jumlah penduduk seluruhnya sekitar
560 juta.
6. ASME,
merupakan singkatan dari American Society of Mechanical Engineers,
yaitu suatu organisasi yang menyediakan standar dalam bidang rekayasa, kode dan
standar, mekanikal, sertifikasi untuk bejana tekan.
7. BSN, merupakan
singkatan dari Badan Standardisasi Nasional. Organisasi ini
mengeluarkan beberapa standar yang terkait dalam dunia industri, salah satunya
dalah Standar Nasional Indonesia (SNI). BSN dibentuk sesuai dengan sesuai
Keputusan Presiden No. 13 tahun 1997.
8. SNI,
merupakan singkatan dari Standar Nasional Indonesia. SNI
adalah dokumen berisi ketentuan teknis dari suatu kegiatan atau hasilnya yang
dirumuskan secara konsensus (untuk menjamin agar suatu standar merupakan
kesepakatan pihak yang berkepentingan) dan ditetapkan (berlaku di seluruh
wilayah nasional) oleh BSN untuk dipergunakan oleh pemangku kepentingan dengan
tujuan mencapai keteraturan yang optimum ditinjau dari konteks keperluan
tertentu.
9. ILAC/IAF, ILAC
merupakan singkatan dari International Laboratory Accreditation
Cooperation. Sementara IAF merupakan singkatan dariInternational
Accreditation Federation. Kedua organisasi ini bertindak sebagai
koordinator dalam pengakuan akreditasi laboratorium pada tingkat internasional.
10. APLAC/PAC, APLAC
merupakan singkatan dari Asia Pasific Laboratory Accreditation
Cooperation. Sementara PAC merupakan singkatan dariPacific
Accreditation Cooperation. Kedua organisasi ini bertugas sebagai
organisasi kerjasama akreditasi regional untuk memfasilitasi pengakuan di
tingkat internasional. APLAC merupakan organisasi untuk kerjasama laboratorium
di kawasan Asia Pasifik, sedangkan PAC untuk kerjasama akreditasi lembaga
sertifikasi di Pasifik.
11. KAN,
merupakan singkatan dari Komite Akreditasi Naisonal. KAN merupakan lembaga
akreditasi nasional yang dibentuk oleh pemerintah untuk menjamin kompetensi
pelaksanaan penilaian kesesuaian. KAN berlandaskan hukum berupa keputusan
pemerintah No. 78 tahun 2001.
12. LPK, merupakan
singkatan dari Lembaga Penilaian Kesesuaian. LPK melakukan
pengawasan untuk standar voluntari dan standar yang diberlakukan secara wajib.
13. LSN, merupakan
singkatan dari Lembaga Standardisasi Nasional. LSN menjalankan
tugas sebagai pengembang standar nasional di Indonesia.
14. BIPM, merupakan
singkatan dari Bureau International des Poids et Mesures,
yang merupakan satu-satunya organisasi metrologi internasional yang bertanggung
jawab mengoordinasikan seluruh aspek kegiatan kemetrologian sejak
penandatanganan convention du metre pada tanggal 20 Mei 1875.
15. OIML,
merupakan singkatan dari Organisation Internationale de Metrologie
Legale merupakan organisasi yang menangani kegiatan metrologi
legal di tingkat internasioanl. OIML bertanggung jawab untuk mengharmonisasikan
aturan-aturan terkait pengukuran dan alat ukur di negara anggotanya. Organisasi
ini terbentuk untuk mengantisipasi hambatan teknis bagi perdagangan maupun
dalam rantai produksi global.
16. KSNSU,
merupakan singkatan dari Komite Standar Nasional Satuan
Ukuran yang dibentuk melalui Keputusan Presiden RI No. 79 tahun 2001.
KSNSU memiliki tugas memberikan pertimbangan dan saran kepada BSN tentang
standar nasional untuk satuan ukuran. Untuk mendukung pelaksanaan tugas KSNSU,
diadakan pengelolaan teknis ilmiah standar nasional untuk satuan ukuran
meliputi pengembangan dan pengelolaan standar pengukuran nasional.
17. CIPM,
merupakan singkatan dari Comite International des Poids et Mesuremerupakan
organisasi yang bergerak dalam bidang metrologi. Lingkup CIPM ini meliputi
seluruh besaran, baik besaran dasar maupun besaran turunan, termasuk
besaran-besaran kimia dan radiasi sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
internasional serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
18. LIPI/BATAN, LIPI
merupakan singkatan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, sementara BATAN
merupakan singkatan dari Badan Tenaga Nuklir Nasional. Keduanya
bekerja sama dalam besaran kimia dan besaran radiasi dalam bidang metrologi.
Referensi:
1. Slide materi Standar Teknik dan Manajemen oleh Dr. Dian Kemala Puteri. (http://dian.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/42719/ETIKA+PROFESI+%283%29.pdf)
2. Ir. Bambang Purwanggono dkk. 2009. Pengantar Standardisasi, Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar